Sabtu, 31 Juli 2010

laporan

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1   Pengenalan NAVIGASI
3.1.1 Pengertian Navigasi
      Navigasi   adalah   cara  pergi  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain  dengan  cepat, tepat  dan  aman. Alat-alat  navigasi   digunakan  dalam  semua  kegiatan  transportasi  baik  darat, laut, maupun  diudara. Contoh yang  paling  sering dijumpai  dan  dikenal  adalah  alat  bantu  navigasi  darat, contohnya  adalah  rambu-rambu  lalulintas.
Seperti  halnya  transportasi  darat, transportasi  udara  pun  menggunakan  alat-alat  bantu  navigasi  dalam  setiap  kegiatan  penerbangan  pesawat  dan  pendaratan  pesawat. Dalam  kegiatan  pengoperasian  penerbangan  dan  pendaratan  pesawat  sering  dijumpai  banyak  kendala. Seperti  halnya  kendala  yang  timbul  dari  faktor  alam, contohnya  cuaca  buruk  keadaan  alam  yang  berbeda-beda  ditiap  tempat, hujan  lebat,  kabut, salju, angin, keadaan  awan, kegiatan  penerbangan  atau  pendaratan  dimalam  hari  dan  banyak  lagi  lainnya, menyebabkan  perlunya  alat  bantu  navigasi  yang  dapat  membuat  kegiatan  penerbangan  dan  pendaratan  pesawat  menjadi  aman, cepat, mudah  dan  selamat.
   Sehingga  dibuatlah  alat  bantu  navigasi  udara  yang  mampu  memberikan  petunjuk  jalan  bagi  pilot  pesawat  dalam  perjalannya  menuju  suatu  tempat  atau  pangkalan  dengan  tepat  dan  aman.
Salah  satu  bentuk  alat  navigasi udara yang  digunakan  adalah  NDB ( Non Directional Beacon ).

3.2       Pengenalan NDB
NDB (Non Directional Beacon) adalah alat bantu Navigasi udara yang di letakkan di darat yang dipergunakan untuk mengarahkan pesawat kesuatu tempat yang di tuju, atau untuk menemukan dan menentukan tempat landasan pesawat. Penggunaan NDB di Indonesia masih sangat di perlukan karena pesawat – pesawat komersial di Indonesia masih menggunakan ADF. Meskipun NDB merupakan peralatan konvesional, tetapi NDB akan sangat membantu dalam kondisi darurat seperti  bandara yang berada di daerah yang terpencil. Meskipun saat ini banyak pesawat yang memakai frekuensi satelit, tetapi tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan sinyal sehingga pada saat inilah NDB berperan.
NDB di pasang khusus berkaitan dengan instrument yang ada di pesawat yang disebut ADF. NDB merupakan fasilitas Navigasi yang ada di setiap Bandar Udara.
Namun ada Beberapa pengaruh umum yang kurang baik dalam navigasi dengan menggunakan ADF (Automatic Direction Finder) untuk menjejak sinyal NDB , yaitu :
a.         Pengaruh malam
b.              Pengaruh kontur bumi : pegunungan dan tebing tinggi memiliki     sifat memantulkan gelombang radio, memberikan kekeliruan dalam pembacaan
c.    Pengaruh muatan listrik : interferensi listrik (dari sumber tegangan pada pesawat terbang) dapat mengakibatkan penunjukkan jarum indikator ADF mengarah pada sumber tegangan
d.      Pengaruh garis pantai : gelombang radio dengan frekuensi rendah      akan membias atau akan melengkung mendekati bentuk garis pantai
e.                Pengaruh halangan :  ketika pesawat terbang terhalang obstacle, jarum indikator tidak akan membaca dengan benar
3.3       Fungsi NDB
                        NDB berfungsi sebagai:
a.       Homing (penunjuk pangkalan pesawat)
Di sini NDB berperan untuk menunjukkan pada pesawat kearah mana pelabuhan udara itu berada.
b.      Enroute / cek point (penunjuk sepanjang jalan penebangan)
Di sini NDB tidak di pasang di daerah pelabuhan udara yang di tuju, melainkan pada suatu tempat atau check-point tertentu sepanjang jalur penerbangan.
c.       Locator (penunjuk saat penekatan / Approach)
Locator merupakan NDB yang di tempatkan di perpanjangan garis tengah landasan guna membantu menunjukkan kepada penerbang pada saat pendekatan letak garis landasan yang di perluan kemudian guna pendaratan.
d.      Hollding (petunjuk dari PLLU)
Setelah pesawat berada di atas pelabuhan udara dan menunggu saat mendarat, penerbang harus menunggu petunjuk lebih lanjut dari PLLU (Pengatur Lalu Lintas Udara), apakah di perkenenkan mendarat atau tidak.
Jika seandainya lalu lintas ramai biasanya PLLU mengharuskan pesawat untuk berputar-putar pada daerah holding.
Dalam prosedur holding ini di tentukan suatu titik pada daerah holding dan ini berupa suatu NDB.
e.       Sebagai alat Transmitter (Tx)

3.4       Cara Kerja NDB
NDB bekerja dengan cara memencarkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan secara terus menerus, kesegala arah (Omny Direction), yang berfungsi untuk menetukan suatu pesawat menuju suatu landasan atau pangkalan yang akan dituju.
Tiap-tiap NDB yang di pasang di suatu pangkalan tertentu memiliki identitas masing-masing yang berbeda-beda.
Identitas tersebut berupa:
a.       Frequensi yang di pancarkan NDB
b.      Kode Morse
c.       Power Output yang yang di keluarkan.

3.5.      Jenis NDB
a.       Fixed NDB, Contohnya NDB NAUTEL ND 2000, NX 100
b.      Portable NDB, Contohnya NDB LWX 100-A

3.6.      Tipe-tipe NDB
            Ada beberapa macam NDB, yaitu:
a.       AN / URN-5, buatan Illionis
b.      WILCOX 785.E, buatan Kansas
c.       LWX 100 / 100A, buatan Kanada
d.      NEUTEL NX 4000 / ND 2000, buatan kanada
e.       AEROCOM 5033 buatan Miami, Florida
f.       SCARab Buatan Texas
g.      SA – 100 buatan Texas

3.7        NDB LWX 100-A
                    3.7.1  Bentuk fisik NDB LWX 100A
Gambar 3.1 NDB LWX 100-A

Keterangan Front Panel:
1.      Saklar ON/OFF
2.      Saklar Tune/Operate
3.      O/P Adj Control
4.      Regulator Voltage meter                                
DATA TEKNIK:
Frekuensi kerja            : 200 - 535 KHz
Power output              : 100 W (PEP)
Vibrantion                   : 50 ohm
Frekuensi modulasi     : 400 Hz / 1020 Hz
Emisi                           : AM
Konsumsi power         : 115 / 230 V AC 15%
50-60      Temperature    : -40 c - +60 c
Humidity                     : 95%
Pabrik                          : Spils Bury, Vancouver, Canada
Instalasi                       : - Single System
  -  Dual System

3.8       Modul
LWX 100-A terdiri atas 8 circuit module dengan beberapa circuit tambahan yang di kaitkan langsung pada chassis. Module tersebut adalah:
a.       Switching Regulator – PVR8
b.      12 Volt D.C. Converter - PIV4
c.       Digital Keyer – DKPB2
d.      Program Matrix – MTX2
e.       SSB Low Level Modul – SLL3
f.       Driver/Bias Module – DRB2
g.      Directional Coupler – DCP2
h.      Switchover – SOR2


3.8.1          Keterangan fungsi tiap modul.
a.       Switching Regulator - PVR 8
            Modul ini berfungsi untuk menstabilkantegangan input baik dari sumber tegangan PLN (AC) maupun tegangan dari battery (DC).Modul ini juga berfungsi mensupply tegangan ke tiap modul yang ada di NDB LWX 100A.
b.      12 Volt DC Converter - PIV 2
Modul ini hanya di miliki oleh LWX 100A saja.Modul ini berfungsi untuk merubah tegangan DC dari battery menjadi AC kemudian di rubah menjadi DC kembali.Selain itu modul ini bekerja jika tidak ada tegangan dari sumber.Input tegangan dari battery yang di gunakan adalh 12 volt DC dengan output tegangan sebesar 30 VDC.
c.       Digital Keyer - DKB 2
Adalah  sebuah  modul  yang  sangat  dibutuhkan  oleh  setiap  NDB.  Karena  modul  ini  adalah  penghasil  deretan  pulsa  keyer  yang  inputnya  berupa  sandi,  yang  berasal  dari  Program  Matrix  jadi  bisa  juga  disebut  penerjemah  dari  Program  Matrix.
d.      Program  Matrix-MTX  2
Adalah  modul  yang  menentukan  suatu  tempat  atau  pangkalan  atau  landasan  yang memiliki  sandi-sandi  atau  kode-kodenya  sendiri.  Modul  program  Matrix  adalah  tempat pemograman  atau  penghasil  sandi-sandi berupa  titik  (dot)  dan  garis  (dash)  yang  outputnya  akan  masuk  kedalam  modul  Digital  Keyer.  Ditiap  tempat  atau  pangkalan  atau  landasan  memiliki  Program  Matrix  yang  berbeda-beda,  dan  sudah  ditentukan  serta menjadi  alamat  atau  identitas  yang  sudah  fix.
e.       SSB  Low  Level  Module-SLL  3
Modul  ini  adalah  modul  terpenting  yang  terdapat  dalam  sebuah  NDB, karena didalam  modul  ini  terjadi  proses  modulasi  level  tingkat  rendah,  antara  frekuensi  pembawa dan  signal  infomasi.
f.       Driver Bias Module-DRB 2
Modul Driver Bias berfungsi untuk menguatkan signal dari output SSB Low Level sehingga signalnya membesar hingga level tertentu sehingga level signal tersebut dapat menggerakan Power Amplifier.
g.      Directional Coupler-DCP 2
Sebagai gerbang atau pintu keluar signal yang sudah mengalami serangkaian perjalanan.Modul ini berfungsi memonitor arus RF (Radio Frekuensi) anatra output LWX 100-A dengan Antena, serta modul ini juga menghasilkan atau menyuplay tegangan ke Switch Over.


h.      Switch Over-SOR 2
Modul ini berfungsi untuk melindungi NDB apabila terjadi masalah dari Antena System, serta digunakan untuk saklar yang berfungsi untuk mematikan (shut down) NDB secara otomatis bila terjadi Trouble Shooting. Serta dalam cara pemasangan Dual System modul ini berfungsi memberi fasilitas saklar pemindahan secara otomatis dari TX 1 ke TX 2.