BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengenalan NAVIGASI
3.1.1 Pengertian Navigasi
Navigasi adalah cara pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, tepat dan aman. Alat-alat navigasi digunakan dalam semua kegiatan transportasi baik darat, laut, maupun diudara. Contoh yang paling sering dijumpai dan dikenal adalah alat bantu navigasi darat, contohnya adalah rambu-rambu lalulintas.
Seperti halnya transportasi darat, transportasi udara pun menggunakan alat-alat bantu navigasi dalam setiap kegiatan penerbangan pesawat dan pendaratan pesawat. Dalam kegiatan pengoperasian penerbangan dan pendaratan pesawat sering dijumpai banyak kendala. Seperti halnya kendala yang timbul dari faktor alam, contohnya cuaca buruk keadaan alam yang berbeda-beda ditiap tempat, hujan lebat, kabut, salju, angin, keadaan awan, kegiatan penerbangan atau pendaratan dimalam hari dan banyak lagi lainnya, menyebabkan perlunya alat bantu navigasi yang dapat membuat kegiatan penerbangan dan pendaratan pesawat menjadi aman, cepat, mudah dan selamat.
Sehingga dibuatlah alat bantu navigasi udara yang mampu memberikan petunjuk jalan bagi pilot pesawat dalam perjalannya menuju suatu tempat atau pangkalan dengan tepat dan aman.
Salah satu bentuk alat navigasi udara yang digunakan adalah NDB ( Non Directional Beacon ).
3.2 Pengenalan NDB
NDB (Non Directional Beacon) adalah alat bantu Navigasi udara yang di letakkan di darat yang dipergunakan untuk mengarahkan pesawat kesuatu tempat yang di tuju, atau untuk menemukan dan menentukan tempat landasan pesawat. Penggunaan NDB di Indonesia masih sangat di perlukan karena pesawat – pesawat komersial di Indonesia masih menggunakan ADF. Meskipun NDB merupakan peralatan konvesional, tetapi NDB akan sangat membantu dalam kondisi darurat seperti bandara yang berada di daerah yang terpencil. Meskipun saat ini banyak pesawat yang memakai frekuensi satelit, tetapi tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan sinyal sehingga pada saat inilah NDB berperan.
NDB di pasang khusus berkaitan dengan instrument yang ada di pesawat yang disebut ADF. NDB merupakan fasilitas Navigasi yang ada di setiap Bandar Udara.
Namun ada Beberapa pengaruh umum yang kurang baik dalam navigasi dengan menggunakan ADF (Automatic Direction Finder) untuk menjejak sinyal NDB , yaitu :
a. Pengaruh malam
b. Pengaruh kontur bumi : pegunungan dan tebing tinggi memiliki sifat memantulkan gelombang radio, memberikan kekeliruan dalam pembacaan
c. Pengaruh muatan listrik : interferensi listrik (dari sumber tegangan pada pesawat terbang) dapat mengakibatkan penunjukkan jarum indikator ADF mengarah pada sumber tegangan
d. Pengaruh garis pantai : gelombang radio dengan frekuensi rendah akan membias atau akan melengkung mendekati bentuk garis pantai
e. Pengaruh halangan : ketika pesawat terbang terhalang obstacle, jarum indikator tidak akan membaca dengan benar
3.3 Fungsi NDB
NDB berfungsi sebagai:
a. Homing (penunjuk pangkalan pesawat)
Di sini NDB berperan untuk menunjukkan pada pesawat kearah mana pelabuhan udara itu berada.
b. Enroute / cek point (penunjuk sepanjang jalan penebangan)
Di sini NDB tidak di pasang di daerah pelabuhan udara yang di tuju, melainkan pada suatu tempat atau check-point tertentu sepanjang jalur penerbangan.
c. Locator (penunjuk saat penekatan / Approach)
Locator merupakan NDB yang di tempatkan di perpanjangan garis tengah landasan guna membantu menunjukkan kepada penerbang pada saat pendekatan letak garis landasan yang di perluan kemudian guna pendaratan.
d. Hollding (petunjuk dari PLLU)
Setelah pesawat berada di atas pelabuhan udara dan menunggu saat mendarat, penerbang harus menunggu petunjuk lebih lanjut dari PLLU (Pengatur Lalu Lintas Udara), apakah di perkenenkan mendarat atau tidak.
Jika seandainya lalu lintas ramai biasanya PLLU mengharuskan pesawat untuk berputar-putar pada daerah holding.
Dalam prosedur holding ini di tentukan suatu titik pada daerah holding dan ini berupa suatu NDB.
e. Sebagai alat Transmitter (Tx)
3.4 Cara Kerja NDB
NDB bekerja dengan cara memencarkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan secara terus menerus, kesegala arah (Omny Direction), yang berfungsi untuk menetukan suatu pesawat menuju suatu landasan atau pangkalan yang akan dituju.
Tiap-tiap NDB yang di pasang di suatu pangkalan tertentu memiliki identitas masing-masing yang berbeda-beda.
Identitas tersebut berupa:
a. Frequensi yang di pancarkan NDB
b. Kode Morse
c. Power Output yang yang di keluarkan.
3.5. Jenis NDB
a. Fixed NDB, Contohnya NDB NAUTEL ND 2000, NX 100
b. Portable NDB, Contohnya NDB LWX 100-A
3.6. Tipe-tipe NDB
Ada beberapa macam NDB, yaitu:
a. AN / URN-5, buatan Illionis
b. WILCOX 785.E, buatan Kansas
c. LWX 100 / 100A, buatan Kanada
d. NEUTEL NX 4000 / ND 2000, buatan kanada
e. AEROCOM 5033 buatan Miami , Florida
f. SCARab Buatan Texas
g. SA – 100 buatan Texas
3.7 NDB LWX 100-A
3.7.1 Bentuk fisik NDB LWX 100A
Gambar 3.1 NDB LWX 100-A
Keterangan Front Panel:
1. Saklar ON/OFF
2. Saklar Tune/Operate
3. O/P Adj Control
4. Regulator Voltage meter
DATA TEKNIK:
Frekuensi kerja : 200 - 535 KHz
Power output : 100 W (PEP)
Vibrantion : 50 ohm
Frekuensi modulasi : 400 Hz / 1020 Hz
Emisi : AM
Konsumsi power : 115 / 230 V AC 15%
50-60 Temperature : -40 c - +60 c
Humidity : 95%
Pabrik : Spils Bury, Vancouver , Canada
Instalasi : - Single System
- Dual System
3.8 Modul
LWX 100-A terdiri atas 8 circuit module dengan beberapa circuit tambahan yang di kaitkan langsung pada chassis. Module tersebut adalah:
a. Switching Regulator – PVR8
b. 12 Volt D.C. Converter - PIV4
c. Digital Keyer – DKPB2
d. Program Matrix – MTX2
e. SSB Low Level Modul – SLL3
f. Driver/Bias Module – DRB2
g. Directional Coupler – DCP2
h. Switchover – SOR2
3.8.1 Keterangan fungsi tiap modul.
a. Switching Regulator - PVR 8
Modul ini berfungsi untuk menstabilkantegangan input baik dari sumber tegangan PLN (AC) maupun tegangan dari battery (DC).Modul ini juga berfungsi mensupply tegangan ke tiap modul yang ada di NDB LWX 100A.
b. 12 Volt DC Converter - PIV 2
Modul ini hanya di miliki oleh LWX 100A saja.Modul ini berfungsi untuk merubah tegangan DC dari battery menjadi AC kemudian di rubah menjadi DC kembali.Selain itu modul ini bekerja jika tidak ada tegangan dari sumber.Input tegangan dari battery yang di gunakan adalh 12 volt DC dengan output tegangan sebesar 30 VDC.
c. Digital Keyer - DKB 2
Adalah sebuah modul yang sangat dibutuhkan oleh setiap NDB. Karena modul ini adalah penghasil deretan pulsa keyer yang inputnya berupa sandi, yang berasal dari Program Matrix jadi bisa juga disebut penerjemah dari Program Matrix.
d. Program Matrix-MTX 2
Adalah modul yang menentukan suatu tempat atau pangkalan atau landasan yang memiliki sandi-sandi atau kode-kodenya sendiri. Modul program Matrix adalah tempat pemograman atau penghasil sandi-sandi berupa titik (dot) dan garis (dash) yang outputnya akan masuk kedalam modul Digital Keyer. Ditiap tempat atau pangkalan atau landasan memiliki Program Matrix yang berbeda-beda, dan sudah ditentukan serta menjadi alamat atau identitas yang sudah fix.
e. SSB Low Level Module-SLL 3
Modul ini adalah modul terpenting yang terdapat dalam sebuah NDB, karena didalam modul ini terjadi proses modulasi level tingkat rendah, antara frekuensi pembawa dan signal infomasi.
f. Driver Bias Module-DRB 2
Modul Driver Bias berfungsi untuk menguatkan signal dari output SSB Low Level sehingga signalnya membesar hingga level tertentu sehingga level signal tersebut dapat menggerakan Power Amplifier.
g. Directional Coupler-DCP 2
Sebagai gerbang atau pintu keluar signal yang sudah mengalami serangkaian perjalanan.Modul ini berfungsi memonitor arus RF (Radio Frekuensi) anatra output LWX 100-A dengan Antena, serta modul ini juga menghasilkan atau menyuplay tegangan ke Switch Over.
h. Switch Over-SOR 2
Modul ini berfungsi untuk melindungi NDB apabila terjadi masalah dari Antena System, serta digunakan untuk saklar yang berfungsi untuk mematikan (shut down) NDB secara otomatis bila terjadi Trouble Shooting. Serta dalam cara pemasangan Dual System modul ini berfungsi memberi fasilitas saklar pemindahan secara otomatis dari TX 1 ke TX 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar